Di tengah ramainya berita Iklan Enigmatic Malaysia di Discovery Channel, berulangnya siksaan terhadap TKW dan kebijakan pengurangan TKI ke Malaysia, terbit juga surat panggilan bekerja sebagai pengajar di Program Kerjasama Senibina Universiti Teknologi Malaysia di Shahputra. Dengan keyakinan 'Rencana Allah itu Yang Terindah', akhirnya memilih untuk berangkat. Karena setelah ditimbang2, merupakan yang terbaik dari pilihan yang ada saat itu. Bismillah..
Dan mulailah tinggal di Kuantan. *Kuantan-bukan Kelantan :D* meninggalkan Bandung dengan segala suka-dukanya..
Kota ini merupakan ibukota Negeri Pahang Darul Makmur, lokasinya sisi Pesisir Timur Semenanjung Malaysia. Kalau berangkat dari KL (tepatnya terminal Pekeliling) sekitar 3 jam ke arah Timur. Melewati hutan juga perkebunan kelapa sawit. Saat petang atau pagi hari melintas di jalan ini, sering disuguhi pemandangan yang menarik. Berupa awan rendah atau kabut tipis di sela pepohonan yang beragam jenis. Di tepian tol ini juga, terdapat pemberhentian bus di setiap kota kecil yang dilewatinya. Kira2 panjangnya hampir 1.5 kali Tol Cipularang (Bandung-Jakarta). Pada titik tertentu terdapat terowongan, juga hasil ledakan bukit batu untuk perataan jalan dalam skala yang raksasa.
Negeri Pahang dikenal dengan wisata alaminya. Pernah denger Genting Highland? ya, itu juga ke arah yang sama dengan Kuantan (tapi lebih dekat, hanya 1 jam perjalanan dari KL). di sepanjang jalan ini pula terdapat banyak belokan menuju lokasi wisata lainnya, ada Bukittinggi dan Taman Negara (Taman Nasional terluas berupa hutan hujan tropis yang sudah diolah menjadi kunjungan wisata dengan fitur lintas hutan, susur sungai, resort tengah belantara, 'hiking', dsj). Kelebihan lainnya adalah pesisir timur yang memiliki pantai pasir putih dengan beragam atraksi (pengembangbiakan penyu di Cherating, batu2 beku dalam bongkahan besar di Teluk Cempedak dan kerang serta pantai tebing di Balok).
Kuantan mungkin bukan tujuan wisata populer bagi para pejalan. Kotanya juga tidak seramai KL. hanya infrastruktur jalan dibangun dengan baik. seperti kota kecil lainnya, tidak terdapat public transport yang memadai. Jadi van (antar-jemput) dan taxi menjadi pilihan untuk bepergian bagi yang belum memiliki kendaraan. Buat gw yang terbiasa mobile dengan motor di bandung, kondisi ini cukup menyulitkan karena aktivitas yang tadinya relatif bebas menjadi terbatas dengan rutinitas yang lebih terjadwal. Transport ini juga yang menyebabkan pelajar tidak datang tepat waktu saat kelas :(, (alasan wee..)
Sama juga dengan Bandung, mall-mall besar dengan tenant sekelas Carrefour dan Giant mendominasi Pusat Bisnis Distrik di tengah kota. Sisanya deretan Ruko (yang dipanggil Rumah Kedai atau Kedai Pejabat) yang tersusun sama di sepanjang tepi jalur utama.
Tidak hanya ruko, rumah2 banyaknya dibangun seragam per blok yang dikembangkan oleh Developer. Konon nilai properti di wilayah Kuantan termasuk yang mahal dibanding dengan kota2 yang sekelas dengannya. Untuk sewa 1 unit rumah kosong tanpa perabot sekitar RM300-400-600 (tergantung besar rumah) di tepian kota. sedang di tengah bandar, apartemen (standard furnished) atau hunian landed berkisar minimum RM800. Sedang untuk pembelian hunian baru harganya sekitar RM200.000-400.000an untuk tipe standard di tepi kota. Fyi, rumah dapat dibeli dengan angsuran jangka panjang juga (dengan tempo sekitar 25 tahun).
Penghasilan orang Malaysia beragam. untuk maid, pegawai perkebunan, pekerja konstruksi sekitar RM500-800 per bulan. tapi makan dan tinggal biasa tertanggung. untuk pegawai kantor standard sekitar RM1000-2000 (tergantung posisi), tapi kalau memiliki gelar S1 berkisar RM2500an di awal, pemilik master degree berkisar RM3000 untuk freshgrad, dan RM3500-4000 untuk yang berpengalaman. Standard ini sepertinya 3 kali gaji standard di Indonesia. Dan sekitar setengah dari Singapore. Tapi, untuk kota besar, seperti KL, gaji biasanya lebih besar. Buat pekerja expatriat, skim ini biasanya sekaligus disertai kelengkapan fasilitas hunian, juga transportasi. Namun bila sewa atau menggunakan transport umum, akan diberikan 'allowance' tambahan per item tersebut. untuk pekerja dengan skill yang sedang dicari, bisa menembus level RM6000 meski dia baru tingkatan freshgrad S1!
*RM1 sekitar Rp 2.900an*
untuk transportasi hampir semua orang memiliki kereta (mobil) atau motorsikal (sepeda motor). kepemilikan mobil dan motor ini sangat mudah asal kita memiliki tanda kependudukan setempat dan surat keterangan bekerja, dapat mencicil jangka panjang (sekitar 10 tahun untuk mobil dan 5 tahun untuk motor). Harga mobil termurah adalah Kancil (di Indonesia Daihatsu Ceria) dengan harga RM35.000,- dan jenis yang lebih tinggi bisa berjenjang sampai tak terbatas. Setelah dibandingkan, untuk tipe yang sama, harga mobil di Indonesia sepertinya masih lebih murah. Tapi tetep, skim pembayaran yang jangka panjang ini sangat memudahkan. Terutama bagi kelompok pekerja-keluarga baru.
TKI banyak juga. Tercatat 3 kali kunjungan ke KL by bus, yang duduk di sebelah gw adalah orang Indonesia. Ada yang bekerja sebagai laden, tukang, mandor, waitress, maid, atau tenaga profesional. Untuk pengajar kolej saja yang dah kenal ada 9 orang. Belum lagi mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil S2 dan S3 di universitas2 setempat. Setiap level ini memiliki kisah beragam (biasalah, suka duka di perantauan). Kalau mendadak akrab, 3 jam ke KL bisa tak berasa, karena saling bercerita atau seringkali kecolongan curhat ttg pekerjaan :)
selain TKI, banyak orang lokal yang juga keturunan Indonesia. seperti Kepala HRD di kampus gw yang ternyata keturunan Jawa dan sering menyapa, 'Yo'opo rek? waras koen?', atau aunty Cleaning Service yang Malaysian sering menyapa pagi2 sambil menyapu, 'piye wis mangan Sarapan rung?' hehe..
Restoran Indonesia dengan Spesifikasi makanan nusantara meski sedikit, ada juga. yang nampak dan pernah berkunjung, ada warung bakso yang juga menjual ayam penyet, Soto, Rawon, dan Pecel! konon di kota lain masakan Padang cukup tersohor buat orang lokal juga. di tempat-tempat inilah sering berkumpul orang2 dengan pekerjaan beragam, dari beragam level demi kerinduan makanan tanah leluhur.
will it be my 3rd longtermliving-town? Wallahualam-Bissawab.. :D
No comments:
Post a Comment