07 February, 2010

sept 09 mengenal malaysia

been here for 10 days and i found something interesting about malaysia,

kesan pertama kali datang cukup baik. jalanan mulus, kota bersih, hampir tak nampak slum area. rumah susun dibangun di sepanjang jalan antara LCCT ke KL. sesekali berhenti untuk sholat di rest area, lagi-lagi terlihat bersih, entah bangunan baru atau emang maintenancenya oke. gw pikir opsi pertama karena hampir semua terlihat gres
Kota sebesar KL dilengkapi dengan Monorail, KL line (subway) dan bederet nama kereta yang tidak mudah untuk dihapal dengan cepat. Tapi mobil banyak juga. macet ya juga.. tapi ga segila jakarta. [padahal penghuni KL jauh di bawah penghuni Jakarta]
mall jadul dan baru bertebaran.. sebanyak bule berbaju mini di tengah ramadhan (yang kalau di indonesia mungkin sudah diberantas ama FPI).
pertama beli di seven eleven, harga snack dan consumer goods 2 kali lipat dibanding di indonesia. Gw bandingin dari harga oreo ama jeruk yang emang biasa dikonsumsi di bandung. tapi ternyata ga juga, begitu nemu kedai bimbit yang menjual iPhone 3GS 16 gigs (OMG!) seharga 2850 MYR, mmm..
mungkin laptop murah juga kali ya, tapi sepengetahuan gw SLR Nikon emang sebelas-duabelas dengan di jkt. so perlu mempelajari struktur harga dengan lebih baik lagi.

Lanjut ke Kuantan, alhamdulillah kotanya tak sepadat Jkt atau KL. dan akses internet baik. namun penyebutan kata Indon sebagai pengganti Indonesia makin merajalela. sayang sekali orang Indonesia juga melakukan hal yang sama. [maksudnya ikut-ikutan nyebut Indon] Setahu gw, panggilan indon bermakna merendahkan. ibu2 yang sedang ambil s3 di UPM pun mengamini. Beliau menjelaskan indon setara dengan 'in down' aka. lebih rendah. sepanjang pertemuan dengan orang yang menyebut indon ibu ini dengan sabar menyanggah. 'Indon itu apa?' 'Tidak ada negara namanya Indon, adanya Indonesia..'. *plokplokplok*

dan beberapa hari kemudian aku baru tahu, kalau anak sekolah. bahkan sampai kolej atau pun degree semua mendapat pinjaman jangka panjang (20tahunan) dari pemerintahnya. demikian pula kepemilikan mobil dan laptop. mereka baru cicil setelah dapat kerja, dan lagi-lagi jangka panjang. FYI, pemberi kerja di Malaysia sangat mendukung kemajuan bumiputeranya. sehingga tingkat gaji lebih baik. Jadi inget jaman kerja di Aceh dan Jakarta, bule dan lulusan luar negeri gajinya 5 kali lipat dibanding orang lokal. ko Indonesia dan Malaysia sangat berkebalikan ya? *gw jadi paham mengapa mereka begitu cinta dengan negaranya*

above all, there are plus and minuses, nothing can be compared to my beloved Indonesia.
[just wondering when government be more respect to our own citizen]

No comments:

Post a Comment